ima{jin}arium


Sewaktu kecil aku benci sekali dengan hujan

Ketika usiaku baru enam tahun lebih dua bulan

Penghujan di akhir November, saat malam

Hujan begitu deras bersama angin yang berputar

Mengitari pohon mahoni di samping rumah kakek

Tibatiba saja dahannya patah

Jatuh mengenai atap rumah


Penghuni rumah kaget, terbangun.

Dari kamar tengah terdengar jerit tangis

Semua berhamburan menuju kesana

Kakek telah pergi, Ibu menatapku


Sejak saat itu aku benci sekali dengan hujan

Hingga suatu malam saat hujan turun

Seorang lelaki tua mampir di rumah kami, berteduh.

Ibu menjamunya dengan teh hangat

Karena malam belum begitu larut, dia bercerita

Tentang hujan.


Hujan membuatku tak dapat tidur

Aku mulai mendengar cerita lelaki tua itu...

Dahulu di negeri Skandinavia ada sebuah kerajaan bernama Midgard, tempat para dewa. Negeri itu hidup tenteram berkat Dewa Thor dan Dewi Freyja--dewa dan dewi kesuburan. Suatu ketika Thrym sang raksasa dari kerajaan Utgard mencuri palu sakti Dewa Thor. Palu sakti yang ketika dihantamkan terjadi guntur dan halilintar yang menyebabkan turun hujan. Dan menyuburkan negeri Skandinavia. Thrym sang raksasa akan mengembalikan palu sakti itu bilamana Dewi Freyja siap menjadi mempelainya. Dewa Thor murka dan pergi ke Utgard. Maka terjadi pertempuran hebat antara Dewa Thor dengan para raksasa penghuni Utgard. Thrym tewas dan palu sakti berhasil di rebut. Dewa Thor kembali ke Midgard, bersama Dewi Freyja memukulkan palu sakti di angkasa hingga hujan turun dan kemakmuran bagi negeri Skandinavia.

Begitulah lelaki tua itu bercerita

Malam berangkat menua saat hujan mengering

Dan lelaki tua itu pun meninggalkan rumah kami

Sejak saat itu aku tidak lagi membenci hujan

Yang rela berbagi basahnya dengan bumi.

--Makassar, penghujan di bulan September.

Categories:

Leave a Reply