ima{jin}arium


Kuputuskan untuk menulis hal ini sebagai bentuk kekecewaanku setelah melihat Relationship Status di Facebook yang terpampang ‘In a relationship with Hanggaima Sutha’. Aku kaget bukan kepalang, tidak menyangka akan separah ini rasa kecewa yang aku dapatkan. Setelah kita saling mengirim pesan singkat (SMS) kemarin, memang benar kalau begitu banyak bayangan dan spekulasi yang muncul di kepala tentang bagaimana hubungan kita ini. Tapi, sedikitpun aku tidak pernah membayangkan kalau kejadiannya akan seperti ini. Sama sekali tak terbayangkan!

Pasti akan banyak tanggapan, komentar, konfirmasi, klarifikasi, spekulasi, dan alasan yang akan muncul dari pertanyaan-pertanyaanku itu. Namun sebelum itu semua muncul dan membungkam mulutku, terlebih dahulu aku akan mengutarakan beberapa hal yang menggangguku, baik secara psikis dan mental.

Pertama, perihal awal menurunnya intensitas komunikasi kita. Mulanya, tawaran aku untuk bagaimana mengevaluasi serta merefleksi hubungan kita yang sudah berjalan relatif lama itu kemudian memunculkan masalah baru. Dimana tawaran tersebut tidak kamu sepakati—meski pada akhirnya sepakat dengan terpaksa, atas alasan bahwa dalam berhubungan kamu tidak mengenal istilah break ataupun backstreet. Jadi kamu menganggap kalau tawaran itu adalah suatu yang akan membawa ‘kehancuran’ pada hubungan kita. Padahal tujuan aku waktu itu adalah semata-mata untuk bagaimana melihat pola dan metode yang kita pakai serta mengevaluasi perjalanan kita—tentunya dengan kesepakatan bersama. Namun, saat itu kamu menyetujuinya dengan terpaksa, meski waktu itu secara riil kita tidak mnyepakati durasi/berapa lama itu akan berjalan. Tapi seingatku kita membahasnya hanya sekitar 2 hari atau paling lama seminggu saja.

Kedua, sejak saat itu intensitas komunikasi relatif minim sehingga sarana yang selama ini kita pakai pun semisal SMS/Telpon dan Facebook mulai menurun. SMS mulai jarang terbalas dan telpon tidak terangkat lagi. Demikian juga di dunia maya—Facebook, yang pada akhirnya aku tidak tahu sama sekali kalau ternyata di sabotase. Itu menjadi ‘petaka besar’ bagi hubungan kita, semua sarana yang kita pakai untuk berkomunikasi di sabotase! Akhirnya, aku sangat sulit menghubungi kamu karena nomor HP tidak pernah aktif lagi, Facebook juga bukan kamu yang membukanya. Sejak saat itu, aku juga mulai untuk tidak meng-aktifkan HP lagi karena berpikir kalau sudah tidak signifikan dan tidak penting. Kamu sendiri tahu bahwa aku ganti nomor baru ke XL itu karena kamu, dan kamu tahu bahwa hanya segelintir orang saja yang tahu nomor itu. Karena memang tujuan awalnya untuk memperlancar komunikasi dengan kamu saja. Karena tidak pernah mengaktifkan nomor yang lain akhirnya jadi terblokir, praktis yang terpakai satu nomor saja. Namun itu juga tidak aktif karena percuma saja, nomor kamu juga tidak aktif.

Hingga beberapa kali kita sempat komunikasi di Facebook melalui wall dan message namun sangat minim kadarnya, kemudian menghilang lagi. Yang aku sesalkan dalam kondisi ini adalah ternyata kamu masih bisa dan tetap membalas comment dari Bli Kadek melalui wall padahal aku yang berstatus ‘pacar’ kamu sangat sulit berinteraksi. Kenapa tidak mengkonfirmasi lewat SMS, meski HP kamu disabotase tapi bisa meminjam HP teman untuk memberi tahu kondisi yang ada. Paling tidak aku tahu kalau sedang terjadi sabotase supaya aku bias paham kondisi itu. Aku yakin kalau kamu hafal nomor HP aku, jadi bisa meminjam HP teman dulu.

Jujur saja, dalam kondisi itu aku merasa kehilangani. Kita sama-sama telah berjanji untuk tidak saling meninggalkan dan berencana membina rumah tangga serta membesarkan anak-anak kita kelak. Tapi seketika bayangan itu sirna, bahkan pendar cahayapun tak tampak lagi. Kamu kemana?

Ketiga, karena kehilangan komunikasi akhirnya aku memutuskan menutup account Facebook karena kuanggap sudah tidak penting lagi. Dan sesekali aku mengaktifkan nomor HP, jadi saat kau ingat dan merasa perlu menghubungiku kau bisa SMS atau telpon karena pasti kau selalu mengingat nomorku. Facebook tidak lagi penting karena membuatku berbuat yang kurang bagus, seperti; aku mulai add profile cewek-cewek dan berinteraksi dengan mereka. Hal inipun sempat kamu singgung di wall aku, memang aku melakukan itu karena hampir kehilangan akal bagaimana menghubungimu. Rentang waktu itu begitu sia-sia dan akhirnya kuputuskan menutup account biar sekalian aku tak mempunyai wadah untuk bermain-main dengan cewek lain!

Keempat, kebingungan terbesarku adalah bahwa kamu berulang tahun tanggal 29, dan sejauh itu aku tidak tahu bagaimana caranya aku mengontakmu. Berkali-kali aku menghubungi nomor HP tapi tak satu pun nomor dalam phonebook yang aktif; XL, AS, Mentari. Hingga selepas lebaran aku di ajak oleh Direktur Penerbitan untuk ke pulau dalam rangka Brainstorming masalah penerbitan, aku ikut serta ke pulau. Sebelum itu karena kutahu waktu itu tanggal 29, berarti malam harinya kamu berulang tahun. Kemudian sesaat sebelum berangkat aku sempatkan ke kios untuk mengisi pulsa supaya bisa menelponmu, tapi ke enam kios yang kusinggahi tak satu pun yang punya pulsa XL. Karena mobil yang menjemput kami sudah datang maka kuputuskan untuk membeli pulsa dekat pelabuhan saja sebelum menyebrang ke pulau. Tapi di sana pun tak ada yang menjual pulsa XL, pada saat aku mau membeli kartu perdana AS keburu di panggil oleh Direktur karena perahunya sudah menunggu lama. Karena masih ada pulsa sedikit dan SMS bonus yang tersisa,maka sejak sore harinya di pulau aku terus saja menghubungimu tapi selalu gagal karena nomormu tidak aktif. SMS pun tidak terkirim, kebingungan dan rasa pusing bercampur panik menyerangku. Aku merasa bersalah dan begitu bodoh saat itu, pada saat aku berulang tahun kamu terus saja menghubungiku dan mengucapkan selamat padaku. Bahkan kita membuat ‘komitmen’ malam itu!

Hingga keesokan harinya kamu SMS dan saat itu kondisi aku sangat ribet dan tidak bisa fokus yang akhirnya aku mengatakan kalau akan menghubungimu setelah sampai di Makassar. Tapi sesampainya di Makassar, karena kelelahan akhirnya jadi drop dan terlupa menghubungimu secepatnya. Kamu mengirimi SMS juga dalam keadaan yang kurang pas yang akhirnya aku balas yag tidak wajar. Padahal sepantasnya aku tidak melakukan itu dalam kondisi hubungan yang seperti ini.

Malam ini, kupuskan untuk membuka kembali Facebook dengan harapan ada hal yang bisa dicarikan solusinya, tapi yang kutemukan malah hal yang membuatku tersentak! Rasanya aku tak percaya dalam Relationship status tertera sebuah nama yang sangat aku kenal. Langsung saja aku berspekulasi sana-sini, mengira-ira apa gerangan yang terjadi. Aku sempat berpikir kalau hal ini adalah kali kedua kamu lakukan setelah pertama kali kita bubaran dan kamu langsung jadian dengan Bli Kadek, kemudian sekarang saat hubungan kita renggang aku mendapati kondisi di Facebook seperti itu. Apalagi tadi siang kamu mengirimiku SMS dengan panggilan ‘bro’ bukan ‘aBee’ lagi, artinya kamu tidak menganggapku lagi seperti dulu!

Padahal, sejauh ini kita belum menyepakati apa-apa—sedikitpun! Sejauh itu rasaku tidak berubah sedikit pun—tetap menyangmu!

Tapi….

Categories: ,

2 Responses so far.

  1. rIRie says:

    tRagIS bGT,, mAnG nIE kiSaH nYatAh yAH?

  2. Anonim says:

    ooowwww jadi gitu ya????? parah ni ce!!! tp lbh parah lg cowoknya!!!!

Leave a Reply